Buah ukam kadang juga disebut buah rukam. Di beberapa
daerah juga memiliki nama yang berbeda. Pohon buah ukam tumbuh tidak jauh dari
suber air. Biasanya tumbuh di tebing sungai, lebung, benca, bluran, danau atau
paya-paya. Pohon berserat padat dengan duri-duri tajam memenuhi permukaan
batang dan dahan-dahannya.
Kulit pohon sangat tipis dengan bunga berwarna putih.
Buah mentah berwarna hijau dan ukuran normal buah sebesar kelereng. Buah masak
berwarna merah dan lebih manis kalau sudah berwarna merah kehitaman. Kalau
belum merah penuh rasa buah akan bercampur manis pahit. Buah yang sudah masak
sempurna rasanya enak, renya dan manis hampir serasa buah anggur.
Tumbuhan ini merupakan
tumbuhan asli Asia Tenggara merupakan anggur hutan tropis. Namun sayang buah
enak ini mulai menuju kepunahan akibat penebangan hutan dan penanaman
perkebuhan keras seperti sawit, karet dan lainnya. Penyelamatan buah ini
diperlukan dan merupakan tumbuhan yang bermanfaat. Bunga pohon berguna bagi
serangga dan lebah. Sepertinya pembudidayaan tidak begitu sulit sebab buah ini
memiliki biji-biji yang dapat di tanam.
2. Buah Manau
Buah manau merupakan buah sejenis rotan. Ukuran buah sebesar kelereng dan berwarna kuning saat buah masak. Kulit buah tampak bersisik dan bertangkai panjang bergerombol. Buah masak rasanya asam-kelat dengan volume biji sembilan puluh persen. Bagian isi yang tipis dimakan langsung atau lebih enak dibikin rujak. Batang pohon sejenis rotan tentu merambat di antara dahan pepohonan hutan lebat.
Tumbuh di tanah renah dan pematang hutan tropis. Buah ini juga terancam punah karena penebangan hutan yang diganti dengan tanaman keras seperti sawit dan karet. Namun apa bilah petani menerapkan perkebunan tumpang sari membiarkan pepohonan hidup biasanya biji kecambah buah manau ada yang tumbuh (tradisional). Tapi apa bilah berkebun dengan cara membabat semua yang tumbuh atau membuldoser tanah. Maka tumbuhan ini tidak akan tumbuh lagi.
3. Buah Kelumbi
Buah kelumbi atau dikenal juga dengan nama asam paya. Dinamakan asam paya karena pohon sering tumbuh di dekat paya-paya atau ditebing paya-paya. Paya nama penampungan air alam yang mirip kanal atau sungai dangkal. Biasanya paya berada di daerah berawa dan kawasan tanah renah.
Merupakan buah-buahan sejenis salak. Sepintas lalu buah sangat mirip buah salak, berkulit bentuk sisik-sisik ular. Bentuk rumpun, pelepah, tangkai buah dan bunga, dan daun sangat mirip pohon salak. Buah kelumbi kadang juga ditemukan di tanah pematang. Tumbuh di antara pepohonan lebat dan berkembang biak dengan biji.
Buah ini juga terancam punah karena pembukaan hutan dan kawasan rawa-rawa. Rasa buah sangat masam, bahkan kalau sudah pernah memakan buah ini saat melihat buah saja air liur keluar secara sendiri. Buah dimakan langsung, dirujak, dijadikan asam buah, memasak pais ikan, dan dijadikan bumbuh gulai pindang.
4.Buah Ningan
Buah Ningan merupakan buah yang memiliki rasa manis yang melekat di lidah. Setelah memakan buah yang masak rasa manis buah akan lengket di lidah dan terasa saat minum air putih menjadi manis. Pohon buah ningan merupakan sejenis bawang-bawangan. Tumbuh secara alami di hutan-hutan. Biji tersebar oleh burung, tupai, kera, manusia dan lainnya. Daun melebar berbentuk perahu dan pelepah bersatu melengkung.
Bahkan ada cerita lisan di tengah masyarakat Sumatera Selatan tentang Pak Pandir yang mengalahkan perampok asing yang merampoknya setelah memakan buah ningan ini. Tumbuhan ini juga terancam punah karena penebangan hutan dan pengolahan lahan dengan cara buldoser. Sehingga kecambah ningan tidak tumbuh lagi. Pestisida juga membunuh ningan di ladang atau perkebunan masyarakat.
5.Buah Ramanas
Buah ramanas merupakan buah alam juga tapi dapat ditanam atau dibudidayakan. Buah ini termasuk jenis rambutan-rambutanan. Berkembang biak dengan biji dan tumbuh subur di kawasan tropis. Buah asli Asia Tenggara ini memiliki rasa manis, daging buah yang tebal dan renya. Biji hampir sama dengan biji rambutan. Buah ini dapat tumbuh dengan mudah di tepi hutan. Namun sayang, buah ini terancam punah atau hampir punah. Sebab masyarakat tidak banyak lagi menanam buah ramanas.
6. Buah Petai
Buah petai merupakan buah yang sangat populer di tengah masyarakat Indonesia. Buah yang dijadikan sayur dan ulam makan ini sangat digemari masyarakat. Rasanya pedas dan angit melekat di dalam mulut. Harganya mahal di perkotaan bahkan sampai lima ribu rupiah satu papan buah. Karena harga mahal dan digemari masyarakat maka banyak masyarakat tertarik menanam petai.
Kemungkinan punah agak lambat dari buah-buah alam lain. Jenis petai yang hampir sama dengan petai adalah buah alai. Tapi buah alay ukurannya lebih besar baik kulit, biji dan batang pohon. Alai merupakan jenis petai rimba atau petai raksasa. Dari petai dan alai ini timbul ungkapan rasa-rasa alai-rasa-rasa petai.
7.Buah Kemang
.jpeg)
Buah kemang merupakan buah-buahan jenis mangga-manggaan. Tumbuh liar di hutan atau di tanam oleh masyarakat di tanahnya. Pohon buah kemang dapat tumbuh sampai lima puluh meter di atas permukaan tanah. Lingkar batang pohon dapat mencapai dua kali drum bahan bakar. Buah ini berkulit tipis, tiga puluh persen daging buah, dan tujuh puluh persen biji. Rasanya asam lunak saat masih muda, dan asam manis saat sudah masak. Penduduk menjadikan buah sebagai sambal, asam permentasi, dan dimakan langsung. Buah segar dibuat asam pais, asam gulai pindang.
Penduduk sangat suka membuat asam permentasi yang dapat bertahan bertahun-tahun. Buah-buahan rimba ini juga terancam punah karena penduduk sudah jarang menanam di tanah mereka. Hutan-hutan mulai habis dijadikan perkebunan. Karena batang pohon besar sering ditebang dan dijadikan papan atau kerangka rumah lainnya. Pohon ini seperti pohon rengas, ada orang yang alergi dengan batang pohon dan daun. Menyebabkan bengkak dan merah di kulit tubuh. Alergi kemang dapat hilang beberapa hari setelah terkena salama (alergi).
8.Buah Pauh
Buah pauh merupakan buah alam yang dapat dibudidayakan manusia. Tumbuh subur di perkebunan atau dihutan-hutan. Tempat yang disukai disekitar tebing sungai atau di dekat lebung atau sumber air. Batang pohon dapat tumbuh menjacapi dua puluh meter lebih dari permukaan tanah, dengan lingkar batang melebihi drum bahan bakar minyak. Pauh merupakan keluarga mangga-manggaan, bahkan rasa manis dan warna kulit buah sama seperti buah mangga.
Kerabat buah pauh diantaranya amplam, kuweni. Pauh, amplam, kueni juga terancam punah karena penduduk tidak lagi menanam buah ini. Selain itu, penduduk lebih suka menanam pohon mangga hibrida yang banyak dijual bibitnya dan cepat berbuah. Sementara buah pauh akan memakan waktu puluhan tahun baru berbuah sebagaimana buah-buahan rimba lainnya.
9.Buah Raman.
Buah raman merupakan buah-buahan hutan yang tumbuh secara alami dan dibudidayakan manusia. Melalui biji yang tersebar atau ditanam langsung. Buah Raman batangnya dapat tumbuh mencapai tiga puluh meter diatas permukaan tanah. Tempat yang disukai di sisi tebing sungai, paya-paya, lebung atau sumber air lainnya. Lingkar batang ukuran besar mencapai drum bahan bakar minyak.
Buah mentah berbentuk bulat dan hijau. Warna biji ungu, buah muda lebih disukai untuk rujak atau dimakan langsung, renya dan asam. Saat buah masak kulit dan daging buah berwarna kuning dan ukuran buah sebesar telur ayam. Buah raman muda mahal dipasaran, mencapai lima puluh ribu perkilogram. Buah raman juga terancam punah karena penebangan hutan, buldoser hutan, oleh manusia.
10. Buah Ambai
Buah ambai juga merupakan buah-buahan rimba yang dibudidayakan manusia. Tumbuh subur di perkebunan buah tradisional masyarakat di Sumatera Selatan dan kawasan lainnya. Dinamakan ambai karena bentuk tangkai buah bergelantungan memanjang seperti merambai-rambai. Rasa buah masak asam manis, kulit dijadikan sambal dan buahnya dijadikan sirup.
Buah masak enak juga dimakan langsung karena segar. Pohon ambai dapat tumbuh mencapai dua puluh meter dari permukaan tanah. Buah ini juga terancam punah karena masyarakat sudah jarang menanam lagi. Selain itu, penebangan hutan dan buldoser hutan menyebabkan kecambah buah tidak dapat tumbuh lagi.
11. Buah Pedare

Buah pedare merupakan buah hutan rimba yang dibudidayakan manusia. Tumbuh subur di hutan-hutan dan ditanam diperkebunan tradisional masyarakat. Buah pedare berbentuk bulat kelereng, daging buah manis dan biji kecil hitam. Buah tahunan ini sangat suka dimakan oleh kluang dan tupai.
Tinggi batang pohon mencapai dua puluh meter lebih dan masa lalu mencapai tiga puluh meter dari permukaan tanah. Penduduk sekarang lebih sering menanam pedare hibrida yang bibitnya banyak dijual dipasaran dan lebih cepat berbuah. Sehingga buah pedare terancam punah.
12. Buah Jereng
Buah jereng merupakan buah hutan juga, tumbuh di tepi-tepi hutan di antara pepohonan. Tubuh liar dan dibudidayakan manusia di perkebunan buah tradisional (talang). Buah ini tergolong buah sayuran sama seperti buah petai. Buah muda dimakan langsung menjadi ulam makan. Buah yang tua diolah dengan cara direbus.
Setelah direbus diolah menjadi masakan berbumbu santan kelapa. Atau disajikan langsung dengan kelapa parut. Kadang diolah menjadi kemplang jereng. Buah tua sering juga ditumis dengan minyak sayur dengan rasa pedas. Masyarakat di Sumatera Selatan menyimpan buah jering dinamakan mereka dengan istilah, delang. Delang sama halnya dengan menyemai kalau bibit tanaman. Membuat jereng delang mudah, pertama jereng tua dibela dua.
Agar tidak tumbu mata tunas yang seperti angka V dipotong. Guna pembungan mata tunas pada buah jereng agar tidak tumbuh saat di delang. Setelah proses pembuangan mata tunas, buah jereng ditanam di dalam tanah atau di dalam kotak yang sudah diisi tanah. Buah jereng delang tidak tumbuh tapi hanya mengembang dari ukuran biasa. Saat dibuat ulam makan atau di tumis rasanya lebih renya dari sebelum di delang.
Proses jadi buah jering delang sekitar dua minggu ke atas. Semakin lama semakin bagus kualitasnya. Hindari basah yang berlebihan atau jangan sampai tergenang air tempat elangan buah jering agar tidak busuk. Terlalu kering juga tidak benar, karena buah akan kering dan layu. Buah jering delang bentuk persediaan makanan penduduk masa lalu. Jering delang mampu bertahan satu sampai dua tahun bahkan lebih.
Karena buah ini diminati sama seperti buah petai. Banyak penduduk yang membudidayakannya. Bahkan sudah mulai ekspor ke luar negeri. Rasa yang enak membuat buah ini mahal di pasaran. Sehingga kepunahan buah rimba ini tidak terlalu mengkhawatirkan.
13.Buah Kabau
Buah kabau masih keluarga dari jereng dan petai. Rasanya pedas angit yang menimbulkan bau mulut. Tapi kabau tidak sepopuler jereng dan petai. Karena bentuk konsumsi kabau hanya di jadikan ulam makan saja. Itu pun menunggu buah kabau masak dengan warna kulit buah hitam legam. Ada beberapa jenis kabau yang tumbuh di Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Perbedaan dari jenis hanya pada ukuran buah, kabau biasa paling kecil buahnya. Melihat kurangnya antusias masyarakat minat buah ini, kemungkinan ancaman kepunahan juga besar. Kabau selain di tanam di perkebunan buah-buahan tradisioanl juga tumbuh di tepi-tepi hutan. Buah kabau muda disukai tupai, kera dan hewan primata lainnya.
14.Jambu Bol
Jambu Bol merupakan tanaman tradisional juga. Di budidayakan manusia di perkebunan tradisional dan tumbuh di hutan-hutan. Jambu bol memiliki rasa asam manis untuk buah masak dengan daging buah renya dan empuk. Berkembang biak dengan biji dan daun muda juga sering dirujak dengan garam. Keberadaan jambu bol juga mengkhawatirkan karena minat menanam buah-buahan ini rendah.
15. Durian Rimba
Sesuai dengan namanya dian imbe atau durian rimba buah-buahan jenis durian ini tumbuh subur di hutan-hutan lebat. Ciri khas buah durian ini berduri panjang dan rapat. Tumbuhan asli Indonesia ini memiliki ketinggian mencapai lima puluh meter di atas permukaan tanah. Ketinggian demikian menyesuaikan dengan kondisi hutan dimana dia tumbuh. Lingkar batang pohon sebesar drum bahan bakar kadang lebih. Berkembang biak dengan biji dan disebarkan oleh hewan-hewan hutan.
Rasa buah durian rimba sama seperti durian umumnya. Hanya saja ukuran ruang buah lebih kecil dan biasanya hanya berisi satu atau dua biji kecil. Kadang penduduk membuka buah ini cukup dengan membelah dua buah saja. Kemudian mencongkel biji buah dengan jari atau garpu. Karena sulit membuka buah sebab berbentuk bulat dan berduri panjang tajam. Buah durian rimba ini hampir punah karena habisnya hutan-hutan. Penduduk jarang membudidayakannya, lebih menyukai durian biasa. Batang pohonya yang besar sangat bagus dijadikan papan atau kerangka rumah. Sehingga menjadi daya tarik menebang pohon durian ini.
Saat ini masih ada tumbuh di hutan-hutan atau perkebunan tradisional milik penduduk. Namun itu tidak menjamin keberlangsungan kelestarian buah ini. Durian rimba merupakan bentuk durian liar dari durian biasa.
16. Durian
Durian merupakan tumbuhan endemik Asia Tenggara. Rasa manis dan empuk dengan aroma khas. Buah ini terkenal dan harganya sangat mahal. Durian biasa sudah lama dibudidayakan penduduk, sejak zaman kuno di Indonesia. Penduduk menanam durian disekitar pemukiman mereka, yang membentuk perkebunan buah-buahan tradisional yang ditanam bersamaan dengan jenis buah-buahan lainnya.
Batang pohon durian biasa lingkarannya dapat mencapai dua kali drum bahan bakar minyak. Tinggi pohon mencapai lima puluh meter di atas permukaan tanah. Durian biasa memiliki beberapa jenis yang dibedakan menurut ukuran buah. Penduduk menamakannya sesuai dengan bentuk dan ukuran buah. Seperti durian bakul karena buahnya sangat besar dan agak bulat.
Batang pohon tinggi besar dan rindang. Durian jelojo bentuk buah berbentuk bulat memanjang. Durian kelapa ukuran buahnya sedang-sedang saja sebesar buah kelapa. Namun pada umumnya tetap durian yang rasanya hampir sama. Sekarang jenis durian besar-besar dengan batang pohon tinggi besar sudah jarang dan hampir tidak ada. Batang pohon banyak ditebang dijadikan papan atau kerangka rumah.
Durian biasa sepertinya terus bergeser ke jenis durian hibrida. Karena lebih cepat berbuah. Durian biasa baru berbuah berumur di atas 12 tahun sampai 15 tahun. Pedagang durian sekarang banyak yang curang. Mereka memanen buah durian muda lalu mereka masakkan dengan cairan kimia. Sehingga rasanya tidak manis dan tidak enak. Di jual dicampur dengan yang agak bagus.
17.Buah Duku
Buah duku merupakan buah alam tropis di Indonesia. Kawasan terkenal penghasil buah duku adalah Sumatra Selatan. Buah duku awalnya juga buah liar di hutan lalu dibudidayakan manusia. Di tanam di perkebunan tradisional oleh penduduk. Berkembang biak dengan biji, dan penduduk menanam dengan mencabut biji-biji yang telah tumbuh di sekitar pohon duku.
Di sisi tebing sungai atau kawasan renah merupakan habitat yang disukai pohon duku. Masa lalu pohon duku tinggi dapat mencapai lima puluh meter di atas permukaan tanah. Buah mentah berwarna hijau dan bergetah putih. Buah masak berwarna putih kekuningan dan berbiji pahit.
Saat ini buah duku menjadi komoditas bisnis dan perdagangan. Sama seperti buah durian dan rambutan. Hampir semua orang menyukai buah tahunan ini. Kemungkinan punah tidak terlalu mengkhawatirkan. Karena penduduk banyak membudidayakan buah duku cukup baik. Banyak perkebunan penduduk tersebar di Sumatera Selatan.
18. Sala Ulo.
Sala ulo merupakan jenis salak liar yang menjadi cikal bakal salah yang kita kenal di pasar saat ini. Nama salak awalnya bukan salak tapi sala yang bermakna bukan atau tidak benar. Kata ulo bermakna ular. Arti dari sala ulo bemakna bukan ular. Perujukan ular karena bentuk kulit buah salak yang menyerupai sisik ular.
Kata salak merupakan perkembangan kata dari, sala. Kalau kita menyebut kata sala di tenggorokan kita menyimpan bunyi K. Perkembangan bahasa seperti ini memang biasa akibat hentakan bunyi. Masa lalu dan sekarang kata salak dalam bahasa Melayu berarti gonggongan anjing. Penamaan buah salak mereka sebut, sala ulo.
Rumpun, pelepah, daun, bunga dan buah sama seperti pohon salak umumnya. Hanya saja buah sala ulo agak lebih lonjong bawang. Sepintas lalu tidak akan tampak perbedaanya. Rasanya juga manis dengan biji bulat hitam. Saat ini sala ulo hampir punah. Tumbuh di tepi-tepi hutan, di dalam rimba atau di perkebunan milik masyarakat secara alami.
Tidak ada pembudidayaan sala ulo saat ini. Salak liar ini terancam punah akibat penebangan hutan dan pergantian pola tanam penduduk. Lalu pembukaan hutan dengan buldoser membuat kecambah sala ulo tidak dapat tumbuh lagi. Tidak berapa lama lagi generasi kita kedepannya hanya mendengar nama saja, tentang sala ulo.
******
19. Buah Mbacang
Buah mbacang juga termasuk tanam buah asli Indonesia dan Asia Tenggara. Pada awalnya buah mbacang tumbuh liar di hutan-hutan. Oleh nenek moyang orang Indonesia tanaman ini dibudidayakan di perkebunan buah-buahan tradisional di sekitar tempat tinggal mereka atau di pekarangan rumah. Bentuk buah mbacang bulat bola, warna kulit hijau dan saat masak warna kulit sedikit berubah menjadi hijau kecoklatan. Bauh buah sangat harus saat masak.
Dikonsumsi langsung, dibuat sambal buah baik yang sudha masak atau buah yang mentah. Mbacang masih sejenis dengan mangga-manggaan walau daun sudah berbeda begitupun batang pohon. Pohon mbacang dapat tumbuh mencapai 30 meter di atas permukaan tanah. Lingkar batang dapat mencapai sebenar drum BBM. Batang pohon sering dijadikan papan atau kerangka rumah lainnya. Berbua sekali setahun dan rasanya manis seperti rasa buah mangga.

Alam Indonesia menyimpan banyak sekali keragaman hayati
terutama tumbuhan yang berbuah dan dapat dikonsumsi oleh manusia. Tumbuhan
berbuah ada yang tumbuh secara liar dan di budidayaan manusia. Tumbuhan
demikian sudah mulai punah dan tidak dikenal lagi oleh masyarakat banyak
terutama generasi muda yang lahir di atas tahun 2000.
Hutan-hutan telah
ditebang dan digantikan dengan tanaman perkebunan keras, seperti karet, sawit,
kopi, tebu, coklat, tebu, hutan tanam industri, perkebunan sayur mayur dan
lainnya. Di sini mari kita kenali kekayaan alam kita bersama Apero Fublic.
Redaksi juga mengundang masyarakat untuk menyumbangkan foto dan data
buah-buahan yang ada di kawasan Anda. Kontak: www.fublicapero@gmail.com dan
handpone/Wa: 0821 7999 2170.
Redaksi Apero Fublic
Palembang, 2 Oktober 2023.
Sy. Apero Fublic