PT. Media Apero Fublic

PT. Media Apero Fublic merupakan perusahaan swasta yang bergerak pada bidang usaha Publikasi dan Informasi dengan bidang usaha utama Jurnalistik.

Buletin Apero Fublic

Buletin Apero Fublic adalah buletin yang mengetengahkan tentang muslimah, mulai dari aktivitas, karir, pendidikan, provesi, pendidikan dan lainnya.

Penerbit Buku

Ayo terbitkan buku kamu di penerbit PT. Media Apero Fublic. Menerbitkan Buku Komik, Novel, Dongeng, Umum, Ajar, Penelitian, Ensiklopedia, Buku Instansi, Puisi, Majalah, Koran, Buletin, Tabloid, Jurnal, dan hasil penelitian ilmiah.

Jurnal Apero Fublic

Jurnal Apero Fublic merupakan jurnal yang membahas tentang semua keilmuan Humaniora. Mulai dari budaya, sejarah, filsafat, filologi, arkeologi, antropologi, pisikologi, teologi, seni, kesusastraan, hukum, dan antropologi.

Majalah Kaghas

Majalah Kaghas, meneruskan tradisi tulis tradisional asli Sumatera Selatan.

Apero Fublic

Apero Fublic, merupakan merek dagang PT. Media Apero Fublic bidang Pers (Jurnalistik).

Apero Book

Apero Book merupakan toko buku yang menjual semua jenis buku (baca dan tulis) dan menyediakan semua jenis ATK.

Buletin

Buletin Apero Fublic merupakan buletin yang memuat ide-ide baru dan pemikiran baru yang asli dari penulis.

9/28/2023

NOVIA WULANDARI: Peraih Anugerah Seniman Musi Banyuasin Kategori Musik (2023)

APERO FUBLIC. SEKAYU.- Pada 28 September 2023 - Kabupaten Musi Banyuasin memeriahkan ulang tahunnya yang ke-67 dengan meriah dan penuh apresiasi seni. Untuk memperingati momen bersejarah ini, Dikbud Muba melalui Festival Randik menggelar Anugerah Seniman Muba untuk kedua kalinya secara berturut-turut. Acara ini bertujuan untuk mengapresiasi tokoh seni di daerah ini, dengan menghargai 17 individu yang berperan dalam seni, salah satunya adalah Novia Wulandari, seorang musisi muda berbakat asal Kabupaten Musi Banyuasin.

Novia Wulandari, seorang penyanyi, pencipta lagu, dan pemain musik berbakat asal Kabupaten Musi Banyuasin menjadi salah satu dari 17 penerima penghargaan pada malam tersebut. Beliau juga dikenal sebagai pesenjang yang populer di Musi Banyuasin dan juga merupakan istri dari Herdoni Syafriansyah, seorang penggiat sastra budaya Muba.

Ibunda dari seorang putri bernama Qiara Zastranda ini dilahirkan di Kecamatan Plakat Tinggi 27 tahun yang lalu. Pada tahun 2018, ia meraih juara 1 dalam kategori Senjang dalam Festival Randik. Di dunia penyanyi, Novia telah meraih banyak penghargaan dari berbagai kompetisi, mulai dari tingkat kontes kecamatan hingga kampus dan Kabupaten.

Pendidikan juga menjadi modal penting dalam perjalanan seninya. Novia adalah salah satu lulusan terbaik dari Program Studi Sendratasik Universitas PGRI Palembang jurusan musik, meraih gelar cumlaude pada tahun 2019.

Kepiawaian Novia dalam menciptakan lagu juga patut diacungi jempol. Ia telah menciptakan tiga lagu, yang dinyanyikan olehnya sendiri. Beberapa karyanya yang dikenal luas adalah "Festival Randik", "Kota Wisata Olahraga", dan yang terbaru, "Indu Rentue". Menariknya, kabar baik datang dari Novia, yang berencana merilis lagu baru di akhir tahun ini. Prestasi dan dedikasi Novia Wulandari menjadikannya salah satu aset berharga di dunia seni musik Kabupaten Musi Banyuasin yang patut di apresiasi dan didukung untuk karya-karyanya di masa mendatang.

Saat ini, Novia Wulandari menjalani kesehariannya sebagai tenaga pendidik mata pelajaran SBDP di SD IT An-Nuriyah Sekayu. (HS)

Editor. Arip Muhtiar, S. Hum
Tatafoto. Dadang Saputra

Sy. Apero Fublic

9/27/2023

Elem: DARI SIRI PINANG KE ROKOK

Tepak nama wadah siri-pinang. Foto tepak di atas merupakan tepak siri peninggalan Puyang Tengah Laman di Musi Banyuasin. Tepak ada yang dibuat dari kuningan, besi, papan, dan anyaman. Selain dikenal dengan nama tepak, wadah siri-pinang juga dinamakan Paliman. Setiap daerah memiliki nama masing-masing.

APERO FUBLIC.- Anda mungkin mengira kalau merokok adalah kebiasaan laki-laki di Asia Tenggara terutama di Indonesia. Karena sekarang Anda melihat hampir semua laki-laki di Indonesia merokok. Sesungguhnya, kebiasaan merokok bukan kebiasaan orang Asia Tenggara terutama di Indonesia. Orang Indonesia baik laki-laki dan perempuan kebiasaannya adalah mengunya siri-pinang-kapur dan gambir.

Kapur siri-pinang dibuat dari cangkang kulit siput sungai. Kebiasaan mengunya siri-pinang diperkirakan sudak berlansung sejak 13000 tahun lalu di Asia Tenggara. Kebiasaan tersebut kemudian menjadi budaya yang wajib dalam pergaulan sosial.

Pertama, saat ada tamu atau sedang berkumpul-kumpul, santai, mereka mengunya siri pinang. Kedua, penggunaan siri-pinang kedalam adat musyawarah. Saat menyelesaikan permasalahan penting (berdamai), atau ada aktivitas pernikahan siri pinang disuguhnya sebagai tanda musyawah dan keputusan dianggap sah. Sisa-sisa kebiasaan siri-pinang dalam adat masih terdapat pada masyarakat Sumatera Selatan tepatnya di Kabupaten Musi Banyuasin.

Seandainya ada sepasang kekasih melakukan adat belarian, maka tetua, Pemerintah Setempat (RT, Kadus, P3) dan keluarga laki-laki akan melakukan pemberitahuan adat pada keluarga mempelai wanita dengan membawa, siri-pinang yang di sebut ngelem. Ngelem bahasa Melayu di Sumatera Selatan untuk menyebut siri-pinang dan kebiasaan mengunya siri-pinang (elem). Awalan nge menjelaskan aktivitas yang sedang dilakukan (nge-elem). Mengunyah siri-pinang akan membuat mulut menjadi merah karena perpaduan zat siri-pinang dengan air liur.

Pada saat masuknya bangsa Barat ke Asia Tenggara dan Indonesia Abad ke 17 Masehi. Memperkenalkan tumbuhan tembakau dan mulai melakukan pembukaan perkebunan massal. Perlahan, tembakau dikenal dan kebiasaan merokok mulai dilakukan. Pendudk mulai mengenal menanam tembakau dan terus bertahan sampai sekarang. Sejak saat itulah, saat mengunya siri-pinang sering di sertai dengan tembakau. Tembakau dibuntal sebesar ujung jari lalu diletakkan di atas gusi di bawah bibir. Tidak ada kebiasaan mencampur tembakau pada racikan siri pinang. Sebab tembakau akan menyebabkan keracunan kalau tertelan.

Rokok pucuk atau rokok dari daun nipa beserta tembakau hasil olahan masyarakat sendiri (tebak: nama gulungan tembakau. Onteng: nama satu ikat rokok daun nipa).

Sementara kaum laki-laki mulai mengenal rokok dari bangsa penjajah Barat (Belanda). Awal hanya mencoba, kemudian menjadi kecanduan dan tidak dapat meninggalkan kebiasaan merokok. Rokok pertama yang dikenal adalah rokok berbungkus daun nipa dan daun jagung. Di Sumatra rokok daun nipa disebut rokok pucuk, karena terbuat dari daun muda (pucuk) pohon nipa. Diawal abad ke 20 kebiasaan memakan siri-pinang hanya kaum wanita. Sementara kaum laki-laki hanya merokok tembakau berbungkus daun nipa atau daun jagung kering.

Seiring berkembangnya zaman, kebiasaan memakan siri-pinang oleh kaum wanita juga mulai ditinggalkan. Saat ini di Sumatra di pedesaan yang masih mengunya siri-pinang hanya wanita-wanita tua berumur diatas 60 tahun. Beberapa dekade kedepan kebiasaan mengunya siri-pinang di Sumatra akan hilang dan ditinggalkan masyarakat.

Banyaknya ragam jajanan (kuliner), dan makanan ringan (snack) juga menjadi pendorong ditinggalkannya kebiasaan mengunya siri-pinang oleh kaum perempuan. Sementara kaum laki-laki, juga sudah jarang merokok daun nipa. Karena banyaknya jenis-jenis rokok yang dijual diwarung-warung. Begitu juga rasa gengsi kaum laki-laki. Merokok daun nipa atau rokok pucuk dianggap rokok zaman dahulu dan dikelaskan sebagai rokok orang miskin. Pernah penulis berteman dengan beberapa pemuda, dimana mereka merasa malu merokok dengan rokok daun nipa saat bermain apalagi kalau ada gadis-gadis. Sehingga rokok daun nipa hanya dihisap saat di kebun atau di ladang saja. (Red)

Sy. Apero Fublic

9/26/2023

POLITIK MEME: Mendekati Pemilihan Umum Tahun 2024

APERO FUBLIC.- Politik merupakan aktivitas membujuk dan mempengaruhi secara halus manusia sekitar atau masyarakat dalam skala luas seperti wilayah daerah atau nasional. Tujuan politik untuk mendapatkan dan menguasai manusia yang menjadi target. Jalan politik adalah hubungan timbal balik antara pelaku politik dan manusia objek politik. Kehidupan manusia memang dipenuhi politik, tapi politik yang paling populer adalah politik pemerintahan. Sementara hubungan tibal balik lain antar manusia tidak disebut politik tapi dengan istilah lain. Kalau pemasaran produk dinamakan setrategi pemasaran, dalam hubungan asmara disebut percintaan dan lainnya.

Politik juga terbagi ke beberapa bagian; pertama politik tangan besi atau otoriter yang biasanya didukung kekuatan militer. Kemudian sistem politik demokrasi, sistem sosialis, dan monarki (monarki absolut dan monarki parlementer). Diantara sistem politik tidak ada yang baik dan buruk, tergantung sosial-budaya masyarakat negara tersebut. Namun politik paling kejam adalah politik otoriter dengan junta militer. Karena rezim ini sangat tidak menghormati kehidupan manusia di negaranya. Keberhasilan suatu peradaban tidak tergantung sistem Politik (sosialis (kiri-kanan), monarki, demokrasi, teokrasi, sekuler) dan tidak tergantung pada sistem dan ideologinya tapi tergantung SDM dan akhlak penyelenggara pemerintahnya.

Di Indonesia menganut Demokrasi Pancasila atau Demokrasi Kebersamaan (kesepakatan bersama, musyawara). Demokrasi pancasilah berbeda dengan demokrasi Barat (liar). Demokrasi Pancasilah manusia boleh berpendapat, mendapatkan hak-haknya dan berkreatifitas dan beraktivitas lainnya. Tapi harus merujuk pada hidup bersama-sama, keuntungan bersama, keadilan bersama, dan semua harus berbuat sesuai kebersamaan. Misalnya seorang wanita tidak boleh menjual dirinya walau itu dirinya sendiri.

Sebab pengaruh dari perbuatan akan merusak dan menular pada orang lain. Misalnya seorang istri tidak mau suaminya berzina dan seorang ibu tidak mau anaknya berzina. Atau anak perempuan mereka akan ikut-ikutan. Kalau demokrasi Barat hal demikian diperbolehkan, kalau orang tersebut mau. Sehingga sistem sosial mereka hancur sebab demokrasinya demokrasi individual (terserah, liar). Sebab prilaku manusia cendereng sesuak hatinya dan semaunya demi keuntungannya.

Di Indonesia dasar hidup bergotong royong dan membangun bersama-sama memang sudak sejak awal tumbuh peradaban, purba. Peninggalan masa itu kita kenal dengan zaman megaltikum. Di Barat mereka tidak memiliki nilai-nilai kebersamaan hidup. Masing-masing individu hidup bebas dan tidak terikat kehidupan bersama (adat istiadat). Sehingga sistem demokrasi bangsa Indonesia berbeda dari sistem demokrasi Barat. Di Barat pun demokrasi tidak dijalankan dengan sebenarnya lebih pada retorika dan slogan saja. Itu terbukti dimana mereka memelihara pemimpin boneka di negara-negara Aprika, dan mendiamkan kelompok militer Mesir menghancurkan kelompok demokrasi Ikwanul Muslimin.

Demokrasi di Indonesia memang tumbuh sejak Indonesia berdiri. Beragam partai-partai bermunculan dan menyelenggarakan pemilihan umum. Dalam penyelenggaraan para partisan yang mengikuti pemilihan umum akan mengenalkan diri sebagai pemimpin daerah, pemimpin nasional dan Perwakilan Rakyat.  Karena nilai-nilai sosial budaya yang mewariskan budaya mitos, membuat pemikiran masyarakat Indonesia tertinggal dengan negara-negara yang berbudaya membaca dan menulis. Dengan demikian pemikiran yang tidak logis, viralisme, sanjungan dan janji-janji mudah mempengaruhi masyarakat.

Meme adalah bentuk penampilan wajah yang dibuat-buat. Misalnya dibuat tersenyum, dibuat lugu, polos, berwibawa namun sesungguhnya kebalikan dari semua yang dia tampilkan. Politik meme merupakan politik yang menampilkan keramahan, senyuman, dan aktivitas pencitraan. Kita lihat saja para pelaku politik meme, mereka memamerkan senyum yang ceria dan santun saat dihadapan publik. Menunjukkan dirinya yang agamis, dermawan dan merakyat. Perkenalan diri mereka melalui baner yang dipasang di sisi jalan. Tampak foto mereka tersenyum, cerah, berwibawa, memakai atribut keagamaan (kadang ada agama berbeda), dan dilengkapi slogan-slogan. Masyarakat yang berlalu melihat baliho mereka yang terpampang. Masyarakat membaca namanya, dan jadi mengenal orangnya.

Namun, setelah itu apakah masyarakat akan tahu apa yang mereka kerjakan setelah terpilih. Apakah mereka akan menyapa rakyat setelah menjabat. Kalau semasa pencalonan mereka tersenyum pada masyarakat walau tidak kenal. Lalu menyodorkan tangan bersalaman dan menyapa akrab. Demikianlah lakon mereka perankan sehingga yang mereka tampilkan meme wajah yang ramah dan sopan. Baik saat kampanye atau saat di foto dan dipasang pada baliho.

Selagi sistem politik meme bertahan dan pelaku politik orang-orang tidak berilmu demikian. Maka, kesejahteraan bangsa Indonesia tidak akan pernah terjadi. Mereka, memanfaatkan kedudukan untuk mencari celah mendapatkan uang APBD/N. Sebab, tujuan politik meme bukan yang dia janjikan atau dia slogankan. Tapi merupakan politik kepalsuan yang akan mengambil kesempatan saat menjabat. Memang, kita memerlukan menata kembali prinsip hidup dan paham untuk merubah mental bangsa kita (Revolusi). Sebentar lagi pemilu, lihatlah di sisi jalan-jalan kita, tampak meme politisi terpampang dengan slogan-slogannya.

“Nama Partai menang, masyarakat Indonesia sejahtera.” Padahal partai itu sudah ada sejak Orde Baru dan bagaimana keadaan bangsa kita sekarang???

Ciri-Ciri Pelaku Politik Meme.

1.Tidak memiliki kempetensi apa pun. (bidang pendidikan, organisasi, kemasyarakatan, dan provesi).

2.Tidak dikenal masyarakat sebab prestasi.

3.Tidak memiliki tujuan hidup selain uang dan seks.

4.Keberhasilan diri sendiri, misalnya seberapa banyak dia dapat materi.

5.Tidak memiliki pemikiran idealis, kreatif dan positif.

6.Tidak ada integritas diri yang penting uang.

7.Menganut Faham Neofeodalisme. (merasa dirinya sangat hebat karena kedudukan dan materi).

8.Tidak ada keprihatinan sosial dia mengurus jatah proyek. Jabatan adalah provesi atau mata pencaharian.

9.Tidak ada prestasi apa pun dalam hidupnya.

10.Daya pikir rendah, apa-apa diukur dengan uang.

11.Mendadak menjelang pemilu; memperkenalkan diri dengan memasang baliho sebanyak-banyaknya. Menyebar kaos, bansos, kalender, dan amplop yang bergambar dirinya. Mempublikasikan semua kegiatan sosial agar dikenal sebagai orang baik.

12.Tidak berwibawa.

13.Tidak menyukai membaca dan tidak memperhatikan dunia pendidikan.

14.Tidak tahu apa-apa tapi banyak bicara.

15.Tidak suka dikritik.

Dari semua ini biasanya secara tersembunyi dan diketahui masyarakat banyak atau disebut rahasia umum diikuti politik uang. Demikianlah politik meme menjerat bangsa Indonesia.

Oleh. Dapunta Ahmad Osman
Bengkulu, 27 September 2023.

Sy. Apero Fublic

PUYUH BETINA: Tradisi Memelihara Burung Puyuh di Sumatera Selatan

APERO FUBLIC.- Memelihara burung puyuh merupakan bagian dari hobi memelihara burung sebagaimana orang biasanya. Namun memelihara burung puyuh justru berbeda dari memelihara burung. Biasanya hewan peliharaan yang dicari dan diinginkan berjenis kelamin laki-laki. Paling tidak ayam jantan yang besar untuk adu ayam. Begitu juga jenis burung yang dicari jenis laki-laki misalnya burung murai batu. Karena warna, ekor dan suaranya lebih baik dari murai batu betina.

Nah kalau memelihara burung puyuh justru terbalik yang dicari dan dipelihara adalah puyuh betina. Puyuh betina lebih pemberani dan pandai bertarung. Penduduk sering melakukan adu burung puyuh. Tapi mengadu buru puyuh tidak seperti mengadu ayam yang bertarung ditengah lapang. Adu burung puyuh dengan cara mendekatkan dua sangkar burung puyuh. Kemudian dua puyuh di dalam sangkar saling menerjang, mematuk dan mengembangkan bulu-bulunya. Banyak penduduk yang memasang taruhan sehingga menjadi arena judi.

Mengapa diadu tetap di dalam sangkar. Karena burung puyuh liar saat dilepas tentu akan terbang pergi. Burung puyuh betina hanya bertelur, yang mengerami telur sampai menetas dan menjaga anak-anak puyuh adalah pasangan puyuh betina yaitu si puyuh jantan. Sementara puyuh betina tidak memiliki tugas lagi.

Dari mempelajari kehidupan burung puyuh itulah. Muncul kata-kata istilah jantan puyuh atau lak-laki yang takluk atau tunduk dengan perempuan. Begitu juga saat seorang pemuda tidak mampu mengungkapkan isi hatinya pada seorang perempuan dijuluki, bujang puyuh (tidak jentel). Seseorang yang tidak mau bertanggung jawab atas perbuatannya juga termasuk, jantan puyuh. Mengolok-olok laki-laki yang selalu mengerjakan pekerjaan perempuan juga disebut, jantan puyuh.

Budaya memelihara burung puyuh sudah ada sejak lama, sebelum abad masehi. Karena budaya ini sangat tradisional dan merupakan tradisi yang sangat dekat dengan alam dan kehidupan masyarakat masa lalu. Misalnya sangkar yang dibuat dari bila bambu, jalinan dari sejenis akar yang rumit, wadah air minum dari bambu. Di dalam sangkar burung puyuh diletakkan tampiungan. Tampiungan nama sarang serangga sejenis rayap yang berbentuk memanjang. Tersebar dihutan-hutan tropis disekitar.

Foto Tampiungan. Tampiungan juga banyak jenisnya ada juga yang berdiri tegak tanpa perlu bersandar pada batang pohon dan struktur sarang lebih halus.

Tampiungan sering dibuat menjadi tungku api. Saat tampiungan dipecah-pecah maka semut penghuninya akan keluar. Saat diletakkan di dalam sangkar puyuh, semut tampiungan tidak keluar sangkar. Tapi masih bersembunyi dibawah pecahan-pecahan sarang mereka yang hancur. Kemudian burung puyuh yang dipelihara mengais-ngais dan memakan semut. Pecahan tampiungan juga dijadikan kubangan oleh puyuh peliharaan. Selain semut tampiungan, belalang dan ulat juga menjadi makanan. Untuk menangkap belalang penduduk membuat pukulan dari rotan atau bila bambu. Kemudian bagian ujung dianyam melebar untuk memukul belalang.

Burung puyuh ditangkap biasanya saat petani ladang berpindah membuka ladang. Burung puyuh berdatangan terutama musim padi mulai di tanam. Banyaknya serangga membuat burung puyuh tinggal di tengah ladang. Penduduk menangkap burung puyuh dengan cara menjebak, dan menjerat. Jebakan yang sangat sederhana adalah meletakkan daun keladi tertelungkup sehingga ada rongga. Hari yang panas burung puyuh suka bertedu dan tanpa sengaja berteduh di bawah daun keladi yang diletakkan manusia. Bersamaan dengan itu, pemasang jebakan menangkap langsung.

Pada masanya pemeliharaan burung puyuh merupakan keharusan. Para puyang dan pemimpin di masyarakat masa lalu memiliki peliharaan burung puyuh. Tampak sangkar burung puyuh menggantung di serambi-serambi rumah atau serambi pondok di ladang atau kebun. Saat pergi ke ladang mereka membawa serta sangkar burung puyuh yang bundar kecil seperti buah labu.


Sangkar burung puyuh yang memadukan bahan tradisional dan modern (tali plastik)

Sangkar bundar kecil memang didesain agar mudah dibawa kemana-mana. Sambil berjalan mereka memukul serangga seperti belalang dan memberikan pada burung puyuh peliharaannya. Saat ini (2023) budaya purba ini masih dapat dijumpai di pedalaman Sumatera Selatan. Terutama di Musi Banyuasin dimana masih banyak masyarakat yang tinggal di talang dan kebun serta berladang. (Red)

Oleh. Joni Apero
Editor. Arip Muhtiar, S. Hum

Sy. Apero Fublic