PT. Media Apero Fublic
PT. Media Apero Fublic merupakan perusahaan swasta yang bergerak pada bidang usaha Publikasi dan Informasi dengan bidang usaha utama Jurnalistik.
Buletin Apero Fublic
Buletin Apero Fublic adalah buletin yang mengetengahkan tentang muslimah, mulai dari aktivitas, karir, pendidikan, provesi, pendidikan dan lainnya.
Penerbit Buku
Ayo terbitkan buku kamu di penerbit PT. Media Apero Fublic. Menerbitkan Buku Komik, Novel, Dongeng, Umum, Ajar, Penelitian, Ensiklopedia, Buku Instansi, Puisi, Majalah, Koran, Buletin, Tabloid, Jurnal, dan hasil penelitian ilmiah.
Jurnal Apero Fublic
Jurnal Apero Fublic merupakan jurnal yang membahas tentang semua keilmuan Humaniora. Mulai dari budaya, sejarah, filsafat, filologi, arkeologi, antropologi, pisikologi, teologi, seni, kesusastraan, hukum, dan antropologi.
Majalah Kaghas
Majalah Kaghas, meneruskan tradisi tulis tradisional asli Sumatera Selatan.
Apero Fublic
Apero Fublic, merupakan merek dagang PT. Media Apero Fublic bidang Pers (Jurnalistik).
Apero Book
Apero Book merupakan toko buku yang menjual semua jenis buku (baca dan tulis) dan menyediakan semua jenis ATK.
Buletin
Buletin Apero Fublic merupakan buletin yang memuat ide-ide baru dan pemikiran baru yang asli dari penulis.
8/25/2023
8/24/2023
SISTEM SIMPAN DAN TEMU KEMBALI INFORMASI
Sistem temu
kembali informasi merupakan sistem informasi yang berfungsi untuk menemukan
informasi yang relevan dengan kebutuhan pemakai. Dalam menyajikan informasi baik itu yang berupa buku maupun
dokumentasi lainnya yang dimiliki dapat menggunakan sarana temu kembali berupa
katalog, bibliografi maupun indeks.
Menurut
Chowdhury fungsi utama sistem temu kembali informasi dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1.Untuk
menganalisis isi sumber informasi suatu dokumen.
2.Merepresentasikan
isi sumber informasi dengan cara tertentu yang memungkinkan untuk dipertemukan
dengan pernyataan (query pengguna).
3.Merepresentasikan
pernyataan (query) pengguna dengan cara tertentu yang memungkinkan untuk
dipertemukan dengan sumber informasi yang terdapat dalam basis data
perpustakaan.
4.Mempertemukan
pernyataan pencarian dengan data yang tersimpan dalam basis data.
Adapun
komponen-komponen sistem temu balik informasi menurut Hasugian (2008: 14)
antara lain:
1.Pengguna
2.Query
3.Dokumen
4.Indeks
Dokumen
5.Pencocokkan
(Matcher Fungtion).
Sekian dari saya, semoga menambah
wawasan dan inspirasi bagi kita semua. Salam literasi dan gapai ilmu dengan
membaca buku.
Oleh: Ima Agnesia
Mahasiswi UIN Raden Fatah Palembang. Fakultas Adab dan Humaniora. Jurusan Ilmu Perpustakaan.
Editor. Arip Muhtiar, S. Hum
Sy. Apero Fublic
8/23/2023
8/22/2023
Puyang Samsuri: Selamatkan Sastra Berandai-Andai
Sastra Lisan Andai-Andai merupakan warisan budaya seni cerita dan bertutur. Masa lalu berandai-andai merupakan kegiatan yang populer dan sangat diminati banyak orang. Orang tua-tua menguasai seni bertutur dengan baik. Bahkan untuk pengandai provesional mereka akan diundang pada suatu hajatan dan pesta rakyat dengan bayaran tinggi. Anak-anak akan duduk diam memperhatikan dan mendengarkan.
8/21/2023
SAKINAH WEDDING: Populer dan Membanggakan
APERO
FUBLIC.- Pernikahan
adalah moment yang sangat berarti dan sakral dalam kehidupan. Sehingga dalam
perayaanya menyimpan banyak ungkapan-ukapan yang mengharukan. Semua keluarga,
tetangga dan sahabat akan memberikan selamat dan ungkapan berbahagia. Sejuta
doa pun semuanya panjatkan untuk kebahagiaan sepasang insan yang telah
bersepakat untuk sehidup semati dalam mengarungi kehidupan ini.
Ayah
dan Ibu atau wali akan memberikan restu yang tulus. Bersama harapan mereka agar
kedua anak menantunya selalu bahagia. Ada air mata bahagia mengiringi. Senyum
sahabat yang datang memberikan ucapan selamat dan doa-doa untuk kebahagian
sepasang kekasih. Tentu, semua akan menjadi moment terindah dalam hidup Anda. Pernikahan hanya sekali, tentu berikan yang terbaik.
Nah, bagi ibu atau bapak dan rekan-rekan semua yang sedang merencanakan persiapan acara pernikahan dan membutuhkan Pelaminan, Pernak-pernik hantaran atau alat konsumsi hari H resepsi. Dapat menghubungi SAKINAH WEDDING sebuah peruusahaan yang siap membantu dan menyukseskan resepsi pernikahan anak bapak dan ibu semua. SAKINAH WEDDING juga didukung para penata rias yang berpengalaman.
Sakinah Wedding ternyata perusahaan Wedding Organizer yang populer selama ini, di Musi Banyuasin. Melayani berbagai jasa Make Up (wisuda, lamaran, pengantin, rias), Pelaminan Party (Ulang Tahun), Dekorasi Rumah Pengantin, Sewa Boxs hantaran, Wedding Organiser (Pelaminan dll). Alamat: Jalan AMD Simpang A Kompleks Griya Bumi Lestari (arah belakang Terminal Randik). Kontak: HP/WA: 0853 8070 9745.
Pernikahan Sakinah, bersama SAKINAH WEDDING tentunya?.
Redaksi Apero Fublic.
Palembang, 22 Agustus 2023.
Sy. Apero Fublic
8/19/2023
LAPORAN INTERNASIONAL: Mengapa Aksi Bakar Salinan Al-Quran Terus Berulang ?
Di
Amerika Serikat dua pendeta bernama Bob Old dan Danny Allen keduanya melakukan
aksi membakar salinan Al-Quran pada hari Sabtu di hadapan sekelompok orang yang
sebagiannya merupakan wartawan (11/9/2010). Pendeta Terry Jones sebelumnya juga
telah melakukan pembakaran satu salinan Al-Quran tahun 2011 dan 2012. Baru-baru
ini pembakaran salinan kitan Suci Al-Quran kembali di lakukan di Eropa, Swedia
dan Denmark (2023). Masyarakat Barat juga menolak Resolusi PBB tentang
pencegahan dan mengatasi masalah pembakaran salinan (cetakan) dari Al-Quran.
Sedikit
pembahasan seputar pembakaran salinan Al-Quran yang terus menerus dilakukan
oleh mereka. Kita patutu curiga dengan media yang meliput dan memuat berita
tentang pembakaran salinan Al-Quran. Mungkin mereka bertujuan untuk mengangkat
rating dan popularitas media mereka atau kreator mereka. Perbuatan mereka jelas
berkeinginan untuk membangkitkan kemarahan umat Islam. Sehingga umat Islam
melakukan perbuatan-perbuatan yang merusak citra Islam di mata masyarakat
Internasional. Seperti sekelompok orang menyerang redaksi koran Charlie Hebdo dan
mereka dilabeli teroris dan Islam anti kebebasan oleh masyarakat Internasional
(menurut mereka). Walau pun faktanya sebagian besar rakyat di negara mereka
tidak setuju dengan perbuatan mereka.
Buntut
dari pelecehan satu salinan Al-Quran masyarakat di Pakistan menyerang gereja
dan membakar rumah warga sekitar. Gereja hancur dan rumah hangus terbakar lalu
penduduk mengungsi. Aksi pelecehan pada salinan Al-Quran seperti diikuti oleh
penduduk di negara lain bentuk provokasi. Pelaku mungkin sengaja atau
terorganisir untuk menciptakan provokasi. Atau merupakan agen kelompok tertentu
untuk mengadu domba. Pemerintah dan ulama-ulama negara mayoritas Muslim harus
benar-benar memberikan penjelasan dan pengendalian yang baik dalam kasus
seperti ini. Agar tidak terjadi seperti di Pakistan dan Irak dalam menanggapi
masalah pelecehan pada satu atau dua salinan Al-Quran atau pelecehan pada Nabi
Muhammad.
Mengapa
mereka melakukannya, karena mereka tahu kita sebagai muslim terlalu besar
bereaksi dalam menanggapi aksi membakar atau melecehkan satu atau beberapa salinan
Al-Quran. Kita sebagai muslim semuanya mencintai Al-Quran yang suci. Disana
berisi firman Allah SWT yang menjadi tuntunan hidup kita muslim dan manusia.
Kita yakin firman-firman Allah tertulis di dalam Al-Quran kebenarannya mutlak
dan sangat suci. Kita semua sebagai muslim merasa tidak nyaman dengan aksi
mereka membakar Al-Quran. Marah dan sangat kecewa, sebagai muslim kita tidak
pernah memperlakukan non muslim dengan buruk.
Namun
mengapa aksi mereka lakukan terus menerus dan berulang-ulang. Karena mereka
tahu kita akan merespon dengan aksi berlebihan. Mereka juga tahu kita akan
marah juga sakit hati dan akan membuat aksi-aksi yang diluar kendali. Semakin
kita marah dan menunjukkan rasa sakit hati mereka akan semakin suka. Semakin
besar aksi kita mereka akan semakin suka dan rencana mereka berhasil. Para
pelaku hanyalah boneka dari suatu kelompok pembenci Islam atau orang bodoh yang
tidak tahu Islam. Atau mungkin pelakunya mencari sensasi dan dibayar, tidak
mustahil dia agen suatu kelompok.
“Ada
sebuah cerita kecil yang diceritakan orang-orang tua di desaku. Dahulu di zaman
penjajahan Kolonial Belanda. Tentara Belandai itu ingin menguasai sebuah desa
yang kaya. Tapi semua laki-laki dan anak muda di desa itu kuat dan hebat. Sudah
lama orang Belanda ingin menghancurkan dengan berbagai cara. Tapi semua rencana
mereka gagal dan gagal. Sampai akhirnya mereka memikirkan cara yang
menyenangkan dan tidak perlu banyak biayah perang. Tentara Belanda atau tentara
Anjing Belana (tentara pribumi) mengadu domba masyarakat antar Individu. Awalnya
dua orang remaja laki-laki bernama Maman dan Sumaun. Keduanya dibawa ke hadapan
kerumunan Belanda dan warga. Lalu orang-orang Belanda membentuk dua kelompok
juga. Satu kelompok mendukung Maman dan satu kelompok mendukung Sumaun.
“Guk.
Guk. Opas, Knil sini kalian.” Seorang tentara Belanda memanggil Anjingnya yaitu
seorang tentara Belanda asli orang pribumi. Lalu dengan patuh si anjing datang
dengan lidah menjulur dihadapan tuannya. Tentara Belanda itu berbisik pada
anjingnya dan mengajarkan sesuatu. Terlihat si anjing mengangguk-angguk sambil
lidah menjulur.
Anjing
Belanda sok kebelandaan itu maju. Lalu dia membuat gambar dua bulatan di tanah
dihadapan Sumaun dan Maman. Setelah gambar bulatan dibuat dan dilengkapi mata
dan mulut. Si Anjing Belanda berseragam tentara Belanda berkata:
“Ini
kepala bapakmu Maman. Yang ini kepala bapakmu Sumaun. Kalau Sumaun laki-laki
hapus kepala bapak Maman. Kalau Maman laki-laki hapus gambar kepala bapak
Sumaun.” Kata Anjing Belanda. Maman kemudian menghapus gambar kepala bapaknya.
Sumaun tidak mau kalah lalu dia menghapus gambar kepala bapak Maman. Dia
menginjak-injak berulang-ulang, dan tanpa malu Sumaun mengencingi gambar di
tanah itu. Setelah itu, keduanya emosi dan marah. Mereka berdua tidak terima
karena gambar kepala bapaknya di hapus dengan kaki dan diiinjak-injak dengan
kaki. Maman lebih emosi karena gamabar kepala dikencingi oleh Sumaun.
Kemudian
keduanya berkelahi dan saling menyerang. Pukul memukul hajar menghajar dengan
amarah yang meluap-luap. Wajah mereka berdarah, tubuh luka-luka, dan banyak
tulang patah. Sementara orang Belanda tertawa-tawa terbahak-bahak. Mereka
bertepuk tangan dan bersorak-sorak. Maman dan Sumaun pun terjatuh, karena lelah
dan kesakitan.
“Maman,
jangan menyerah dia telah menghina bapakmu, dan mengencingi bapakmu. Dimana
harga dirimu dan pembelaan terhadap ayahmu dan martabatmu.” Ujar seorang
tentara Belanda.
“Sumaun,
jangan takut pada dia, dia telah menghinamu. Menginjak-injak kepala bapakmu
yang berharga. Dimana harga dirimu dan kelelakianmu. Ayo, hajar dia dan
hancurkan dia.” Ujar orang belanda kelompok satunya mendukung Sumaun. Kemudian
Maman dan Sumaun semangat kembali menyalah-nyalah. Merekapun bertarung lagi
sementara orang Belanda dan anjing-anjingnya tertawa, bersorak-sorak dan
bertepuk tangan sambil makan dan minum. Sampai akhirnya Maman dan Sumaun
terjatuh dan tidak sadarkan diri.
Keesokan
harinya orang Belanda dan para anjing-anjingnya melakukan lagi cara yang sama.
Kembali dua pemuda mereka bawa ke hadapan mereka dan warga yang ramai. Kemudian
kedua pemuda itu berkelahi dengan sengitnya. Semua kekuatan mereka keluarkan
untuk saling mengalahkan. Mereka merasa bangga dengan kekuatan masing-masing.
Merasa bangga membelah kehormatan dan kesucian kepala bapak mereka. Padahal
yang mereka hapus hanyalah gambar yang tidak berguna. Gambar yang berupa
coretan di atas tanah. Sedangkan kepala bapak mereka sebenarnya tidak tersentuh
sedikitpun. Tidak luka sedikitpun dan bahkan kepala bapak mereka memandangi
alam yang indah.
Akhirnya
seluruh pemuda desa itu berkelahi semuanya satu sama lain. Ada yang membakar
rumah tetangganya karena dianggap keluarga dari teman berkelahi mereka tadi.
Dia masih keluarga penghina kepala bapaknya. Sedangkan tetangga tidak tahu
menahu akan permasalahan itu. Pemuda desa itu semua terluka dan lelah. Mereka
tidak mampu berbuat sesuatu, apalagi membuat teknologi. Sebab pikiran mereka
begitu rendah dan bodoh. Tinggal orang tua-tua yang berjaga-jaga. Lalu desa
mereka ditaklukkan oleh tentara Belanda dan anjing-anjingnya. Tanpa perlu
keluar satu peluru pun dan tanpa susa payah.”
Begitulah
keadaan kita muslim sekarang di seluruh dunia. Salinan satu Al-Quran dibakar,
kita menghancurkan rumah ibadah agama lain. Maka rusaklah kepercayaan umat lain
pada kita. Di Irak masyarakat membakar Kedutaan Swedia. Dimana-mana terdapat
demonstari yang besar-besar menguras energi. Mereka itu tidak membakar
Al-Quran, dan mereka tidak akan mampu membakar Al-Quran. Mereka hanya membakar
satu salinan Al-Quran saja. Atau meletakkan sepatu di atas satu salinan
Al-Quran. Modal mereka sangat sedikit sekali, hanya seratus ribu rupiah kalau
di Indonesia untuk satu salinan Al-Quran yang ada terjemahannya. Hanya 30 ribu
rupiah untuk satu salinan tidak ada terjemahannya. Sepadankah, modal sedikit
itu kita tanggapi dengan menghancurkan rumah ibadah agama lain atau satu duta
besar. Mereka itu mengakali kita dan kita muslim mereka buat permainan.
Ecek-ecek, sekelas anak kecil yang belum dewasa.
Kitab
suci Al-Quran akan selalu ada dan tidak akan mampu mereka hinakan. Mereka hanya
melakukan pembakar satu atau beberapa salinan Al-Quran atau meletakkan alas
kaki di atas salinan Al-Quran yang tidak ada pengaruh sedikitpun. Di setiap
negara yang berpenduduk Islam salinan Al-Quran terus di cetak dan dicetak.
Al-Quran di hafal di pesantren-pesantren, dan dibaca setiap kali shalat. Di Somalia
Al-Quran dihafal oleh anak-anak. Di Indonesia pada tahun 2024 target Kemenag RI
dapat mencetak 1 sampai 2 juta eksemplar Al-Quran dalam setahun. Belum lagi
negara-negara Islam di dunia yang memiliki percetakan masing-masing.
Begitu
juga percetakan Raja Fadh, Al-Quran dicetak dengan terjemahan ke 78 bahasa-bahasa
di dunia berjumlah 18 juta eksemplar dalam setahun. Aksi mereka itu tidak
merubah sedikitpun firman-firman Allah di dalam Al-Quran. Tidak sedikitpun
membuat iman muslim terganggu. Mereka putus asa untuk menghancurkan Al-Quran
dengan kekuatan mereka. Sehingga hanya membakar satu atau dua eksemplar Al-Quran
yang dapat mereka lakukan. Sungguh tiada bandingannya, dan kita tidak perlu
berbuat kerusakan hanya aksi bodoh mereka.
Di
Spanyol orang yang ingin menghancurkan Islam dan memusnahkan Al-Quran dengan
cara membantai dan mengusir Muslim Andalusia. Tapi sekarang, perlahan tapi
pasti Islam kembali dan ayat-ayat Al-Quran kembali terdengar di Spanyol. Masjid
mulai dibangun dan komunitas muslim kembali tumbuh. Dahulu Jengis Khan
membantai jutaan orang Islam dan membakar ribuan salinan Al-Quran di Baghdad
dan dikerajaan Islam lainnya.
Tapi
pada masa cucu Jengis Khan, malah keturunan mereka yang membangun kekuatan
Islam dan membelah Islam. Mereka mencetak Al-Quran dan membangun masjid
dimana-mana di Asia. Dari Asia Tengah sampai Rusia, sampai ke Cina, masuk Asia
Selatan sehingga Islam tersebar dan Al-Quran tersebar. Di daerah asli Jengis
Khan pun sudah ada suku-suku Mongolia yang menjadi Muslim dan membaca Al-Quran.
Kalau kita bandingkan sekarang tentang buruknya perlakuan dan besarnya
kebencian mereka hal itu menandakan, Islam sedang tumbuh.
Maka
dari itu, dalam menyikapi aksi pembakaran Al-Quran dari orang-orang kurang ajar,
bodoh dan provokasi baiklah kita diam. Sikapi dengan baik dan santai juga.
Blokir akun-akun media sosial yang menayangkan aksi tersebut. Jangan tonton,
jangan komentari atau membaca. Lalu tandai konten laporan media massa yang
menayangkan aksi tersebut dengan, spam.
Lakukan
aksi yang kratif dan murah juga. Misalnya membaca Al-Quran secara massal di
suatu tempat. Jangan mencaci maki para pelaku dan biarkan saja. Jangan viralkan
aksi mereka agar mereka tidak besar kepala. Jangan membuat aksi merusak apa
pun, apalagi sampai merusak tempat ibadah umat lain. Karena, perbuatan tersebut
akan membuat mereka bahagia. Karena provokasi mereka berhasil dan membuat buruk
citra Islam di mata manusia Internasional.
Kalau kita petik pelajaran dari cerita Semaun dan Maman, tentu baiklah diam dan pergi. Lalu bekerja sama membangun benteng pertahanan dan membangun persenjataan. Sebab garis bulat di tanah bukan kepala bapak mereka. Begitu konyol dan bodoh apabila mereka bertarung dan bertengkar hanya sebab itu. Garis bulat di atas tanah hanyalah gambar tiruan yang dibuat oleh musuh mereka. Merupakan provokasi dan adu domba yang sangat murahan dan kuno. Tapi mengapa kita masih juga menjadi Semaun dan Maman.
Orang Olokan dan Orang Gurak
Pada
masyarakat Sekayu kata olokan bermakna seseorang yang sangat suka melakukan
sesuatu sesuai apa kata orang atau kehendak orang. Dia ingin dirinya terlihat
hebat dan gagah oleh pujian orang. Dia ini hebat, dia pembelah, dia pemberani
dan pemarah. Pokoknya orang olokan suka terlihat eksis dengan aksi bodoh.
Olokan dapat berupa sanjungan atau cacian yang membuat orang tersebut berbuat
diluar kendali.
Sedangkan
kata gurak menggambarkan sifat atau karakter seseorang yang sangat suka melihat
dan menjerumuskan orang dalam masalah. Orang gurak memiliki sifat dengki, iri,
perusak, jahat dan suka melihat orang dalam kesulitan. Orang gurak ini,
memiliki trik-trik tertentu agar orang marah baik pada dirinya dan orang lain. Orang
gurak selalu memilih korban untuk dia olok-olok atau dia jerumuskan. Dia bahagia
dan tertawa-tawa dengan puas sekali saat trik olokannya berhasil.
Dalam pembahasan ini orang gurak termasuk orang-orang yang melakukan aksi-aksi membakar salinan Al-Quran dan pelecehan terhadap Islam. Orang olokan adalah orang yang menanggapi aksi pelecehan terhadap simbol Islam dengan cara berlebihan, luapan amarah dan emosi. Bagi pemakan olokan dari orang gurak itu suatu kebanggan. Tapi pada sisi orang gurak itu adalah keberhasilan triknya, karena dia tahu sifat orang olokan. Janganlah kita menjadi umat yang makan olokan dari orang-orang gurak (jahat hati).
Jangan menjadi muslim yang makan olokan, dan jauhi orang kafir yang gurak.
Oleh: Sulaiman
Adi Nugroho
Palembang, 19
Agustus 2023.
Sy. Apero Fublic
8/16/2023
Sedekah Juada: Menyemarakkan 17 Agustus dengan Kelezatan Kuliner Tradisional Musi Banyuasin
SELAMAT; HUT Republik Indonesia ke 78 Tahun 17 Agustus 2023-17 Agustus 1945.
Juada,
penganan yang mirip dengan dodol, dibuat dari bahan-bahan alami seperti tepung
ketan, gula merah, santan kelapa, dan kemudian dimasak dengan penuh kesabaran
dan ketelatenan. Proses pembuatannya membutuhkan keterampilan khusus yang
diturunkan dari generasi ke generasi, menjadikannya salah satu lambang kearifan
lokal Kabupaten Musi Banyuasin.
Herdoni
Syafriansyah, Ketua Arsi Muba, menyatakan bahwa acara Sedekah Juada ini
harusnya dilaksanakan pada tahun 2021, namun pandemi yang melanda dunia
menghambat pelaksanaannya hingga tahun ini. Dia berharap melalui acara ini,
masyarakat dapat lebih mengenal, mengapresiasi, dan mempromosikan kuliner
tradisional yang enak ini. Proses acara ini adalah memasak juada bersama
masyarakat, lalu juada tersebut dibagi-bagikan kembali kepada masyarakat
sekitar.
Tak
lupa, pihak penyelenggara mengucapkan terima kasih kepada para sponsor yang
telah mendukung kelancaran acara ini. Kehadiran mereka sebagai sponsor turut
menunjukkan komitmen dan perhatian dalam mendukung dan mempromosikan kekayaan
budaya lokal.
Sedekah Juada bukan hanya tentang kuliner semata, tetapi juga tentang memperingati kemerdekaan dengan cara yang unik dan bermakna. Melalui cita rasa yang autentik, organisasi kesusastraan dan kebudayaan Arsi Muba berharap agar warisan kuliner ini dapat terus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang serta semoga ke depannya kita bisa kembali menyelenggarakan acara ini dengan lebih besar dan meriah. (HS)
ALBUM KEGIATAN
Editor.
Arip Muhtiar, S. Hum.
Palembang,
17 Agustus 2023.
Sy. Apero Fublic
Kisah Perjuangan: Letjen (Purn) H. Alamsyah Ratu Perwiranegara
Kisah Singkat Perjuangan Kemerdekaan di Wilayah Komering.
Dimasa penjajahan Jepang, Alamsyah
mengikuti pendidikan militer Gyu Gun. Alamsyah memulai pengabdiannya
sejak tahun 1943 sebagai kepala staf kompi Gyugun Pengawal Pantai di Krui
Lampung, hingga di tahun 1972 beliau memperoleh kepercayaan sebagai Letnan
Jenderal TNI dan menjadi Duta besar RI untuk Belanda.
Alamsyah Ratu Perwiranegara juga pernah
menjabat sebagai Menteri Agama tahun 1978 – 1983 di masa kabinet pembangunan
III dan di masa kabinet pembangunan IV beliau pernah menjabat sebagai Menteri
Koordinator Kesejahteraan tahun 1983-1988. Dalam artikel ini penulis akan
membahas tentang perjuangan Alamsyah Ratu Perwiranegara di wilayah Komering
tahun 1945-1948.
Berita proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia tanggal 17 Agustus1945, sampai di Provinsi Sumatera Selatan kota
Palembang, pertamakali di dengar oleh saudara Mailan, seorang operator radio
dari Palembang Shimbun pada tanggal 22 Agustus 1945. Kemudian berita ini
diteruskan kepada Dr. A. K. Gani salah satu tokoh Nasional dan merupakan
Gubernur pertama di Sumatera Selatan. Dr. A.K. Gani langsung menghubungi para
tokoh di Sumatera Selatan dan menyebarluaskan informasi tentang kemerdekaan.
Alamsyah Ratu Perwiranegara sejak mendengar
berita kemerdekaan Indonesia, beliau dengan tim nya langsung bergerak dan
datang ke pelosok-pelosok daerah Sumatera Selatan, untuk menyebarluaskan
informasi terkait proklamasi kemerdekaan Indonesia, salah satunya ke daerah
Ogan Komering Ulu dan sekitarnya.
Alamsyah Ratu Perwiranegara dengan
pidatonya membakar semangat juang rakyat, para pemuda serta Badan Keamanan
Rakyat (BKR) yang ada didaerah tersebut, mengajak untuk berjuang mempertahankan
kemerdekaan Republik Indonesia yang telah diproklamasikan oleh Ir. Soekarno
pada tanggal 17 agustus 1945. Rakyat menyambut gembira berita proklamasi
kemerdekaan Indonesia yang disampaikan oleh Alamsyah Ratu Perwiranegara dan
timnya.
Dengan modal tekad yang bulat serta keberanian,
berkorban harta, tenaga, nyawa, bangsa Indonesia mulai menyusun barisan
perjuangan, mengorganisir sistem pemerintahan agar dapat mempertahankan
kemerdekaan, dengan semboyan perjuangan “Merdeka atau Mati”.
Pasca perang lima hari lima malam di
kota Palembang, yang menyebabkan pihak Indonesia (Sumatera Selatan), harus
mundur sejauh 20 Km. Peristiwa tersebut tidak melemahkan perjuangan Indonesia
untuk berjuang mempertahanakan kemerdekaan. Salah satu strategi di Sumatera
Selatan dalam menyusun gerakan perjuangan nya yaitu di daerah Komering Area,
dengan menjadikan Alamsyah Ratu Perwiranegara, sebagai pemimpin di daerah
Komering Area, dengan memimpin Resimen 44 Garuda Merah yang berkedudukan di
daerah Ogan Komering Ilir, pada saat itu pangkatnya adalah Kapten.
Ketika Belanda melanggar perjanjian
yang disepakati, Belanda memasuki batas wilayah garis demarkasi yaitu radius 20
Km dari kota Palembang, menyebabkan terjadinya pertempuran hebat, Belanda melalui
kekuatan senjata alat perang dan mobil pancernya untuk menggempur pertahanan
pasukan Indonesia di wilayah Komering Area, melihat banyak nya rakyat yang
gugur dalam perang, maka Kapten Alamsyah Ratu Perwiranegara menarik mundur
pasukan dan menjadikan desa Gunung Batu menjadi markas Resimen 44.
Strategi Alamasyah Ratu Perwiranegara
sebagai komandan Komering Area menggerakkan dan mengintruksikan pasukan Resimen
44, bersama rakyat bahu membahu untuk mendirikan dapur umum, menumbangkan
pohon-pohon besar sebagai rintangan dan penghalang jalan untuk Belanda,
kemudian membuat lobang-lobang perlindungan serta usaha-usaha menghancurkan
jembatan, untuk menghambat jalannya pasukan Belanda yang akan kembali memasuki
daerah Komering Area.
Meskipun demikian pada tanggal 27
Desember 1947, Belanda tetap melakukan penyerangan di wilayah Gunung Batu, dan mengancam
markas Resimen 44 Garuda Merah. Kondisi semakin memburuk karena serangan dari
Belanda dari berbagai penjuru yaitu darat dan sungai, kondisi perlawanan yang
tidak seimbang antara pasukan Indonesia mengalami kekalahan, menyebabkan pasukan
Resimen 44 batalyon garuda merah dibawah pimpinan Kapten Alamsyah Ratu
Perwiranegara harus mundur dan mengatur strategi kembali yang berkedudukan di
desa Campang Tiga, sehingga tanggal 28 Desember 1947 desa Gunung Batu telah kuasai
dan dijadikan markas pasukan Belanda.
Konsolidasi Kapten Alamsyah Ratu
Perwiranegara beserta timnya selalu dilakukan disetiap perpindahan pusat
kedudukan demi membuka ruang strategi untuk melawan pasukan Belanda yang sangat
lengkap dengan alat perang, konsolidasi strategi biasanya dilakukan di salah
satu rumah warga dan itu menjadi basis atau markas nya pasukan Indonesia yang
tergabung dalam Resimen 44.
Salah satu strategi serangan yang telah
dirancang yaitu intruksi Kapten Alamsyah kepada pasukan yang berjumlah 55 orang
dengan senjata kecepek dan bambu runcing untuk menyerang serdadu Belanda yang
sedang istirahat di rumah warga, perang ini disebabkan oleh, salah satu warga
Campangtiga terbunuh oleh pasukan Belanda, pertempuran dahsyat terjadi,
pasukan Alamsyah dengan strategi gerilya
nya, berlangsung di hutan Campangtiga atau dikenal dengan istilah Talang Gabul,
Cugumilang dan Pamorangan, namun di awal
tahun 1948 desa Camapang Tiga dapat dikuasai juga oleh Belanda, penguasaan
tersebut berlangsung hingga persetujuan Renville, dan Kapten Alamsyah Ratu Perwiranegara sebagai
ketua tim untuk menarik seluruh pasukan dari “Pocket Area” yang masih
berada di hutan-hutan di daerah front Komering, tugas tim ini dilakukan sampai
penyerahan kedaulatan Republik Indonesia.
Demikianlah tulisan singkat tentang
kisah perjuangan salah satu tokoh lokal Alamsyah Ratu Perwiranegara diwilayah
Komering, mesikipun selalu mengalami kemunduran dan kekalahan, tapi hikmah yang
patut kita ambil adalah semangat juang yang tak pernah padam, untuk menjaga dan
mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia.
Oleh. Vixkri Mubaroq, S. Hum
Guru SD IT Bina Ilmi Palembang.
Sy. Apero Fublic
8/11/2023
Mengenal Tradisi Besale (Sumsel-Jambi).
Dasar ritual ini,
muncul sebab kepercayaan pada mahkluk halus atau roh yang dapat menyebabkan
musibah atau memberi pengaruh dalam kehidupan. Ritual besale berhubungan
langsung dengan sistem kepercayaan tersebut. Dimana mereka mempercayai jemalang
atau arwah (arwah puyang) dapat menyebabkan pengaruh baik atau buruk pada
kehidupan di alam dunia. Terutama membuat manusia menjadi sakit.
Merupakan kepercayaan
masyarakat primitif yang dikenal dengan istilah animisme dan dinamisme. Menurut
Sachs (1970) ritual dengan tarian saat peristiwa penting seperti sakit
merupakan ciri budaya purba atau primitif. Masyarakat Kubu merupakan kelompok
masyarakat yang terlambat dalam pengembangan budayanya. Dikarenakan mereka lama
terisolasi atau menghindari kontak dengan masyarakat Sumatera Selatan dan Jambi
pada masa lalu. Saat ini, mereka mulai mengikuti budaya saudara mereka yang
telah lama mengembangkan budayanya. Kehidupan menjelajah hutan mulai
ditinggalkan.
Kata Basale berasal
dari kata sale yang bermakna suci atau bersih. Awalan be
menjelaskan aktivitas yang sedang berlangsung. Sehingga kata besale
dapat diartikan membersihkan atau menghilangkan kotoran atau masalah dari sesuatu
agar bersih. Dalam hal pengobatan yang dibersihkan atau dihilangkan akibat
jahat dari jemalang jahat (suban). Pelaksanaan ritual besale pada masyarakat
Kubu merupakan ritual pengobatan purba dan upacara masyarakat tradisional. Ada
sepuluh jenis ritual besale yang sering dilakukan masyarakat Kubu.
1.Besale Beringin Tujuh:
Merupakan ritual pembacaam mantra berupa sastra suci (sale) yang terdiri dari
tiga puluh nyanyian (dundai). Ritual besale ini bertujuan untuk mengobati
penyakit berat seperti penyakit hilang ingatan, gila, busung perut dan penyakit
berat lainnya.
2.Besale Beringin Tiga Pangkat:
Ritual bermalim kecil untuk mengobati penyakit yang ringan seperti sakit perut,
demam, pusing, dan lainnya. Juga mendundaikan tiga puluh mantra suci.
3.Besale Tujuh Sale:
Ritual dengan menyanyikan (dundai) tujuh sale untuk menyembuhkan penyakit
ringan.
4.Besale Suraian yang
juga memcakan tiga puluh tiga sale (mantra suci) untuk mengobati penyakit gila,
lupa ingatan dan dungu.
5.Besale Gelemat: Untuk
mengobati sakit bagi wanita hamil dan wanita yang belum memiliki keturunan.
6.Besale Katu Are:
Untuk menyembuhkan sakit setelah melahirkan.
7.Besale Bujuk: Ritual
untuk mencari jodoh dan bernazar. Kata bujuk adalah nama ikan sejenis ikan ruan.
8.Besale Beringin Pucuk
Meligai: Untuk upacara selamatan besar tamat menjadi malim kepala.
9.Besale Timbang
Dundangan: Untuk upacara perkawinan.
10.Besale Jadi
(Bermalim Datu) untuk mengusir dan menghindari wabah penyakit yang sedang
berjangkit.
Memulai ritual besale
selalu diawali dengan pembacaan mantera oleh pawang untuk memanggil jemalang
(roh/arwah). Roh yang datang akan masuk ke dalam miniatur bangunan yang
dinamakan balai, yaitu Balai Pangasuh, Balai Angkat, Balai Batajuk Bunge, dan
Balai Korong Rasio. Untuk persembahan ada hidangan punjung puyang. Punjung Puyang
terdiri dari satu ayam punjung yang dimasak utuh tanpa dipotong tapi diolah
dengan baik.
Kemudian kacepan beras
(kuning, hitam, putih), beras kuning (kunyit), padi arang, pisang, tiruan
burung-burung atau tekuyung (siput) sebagai kendaraan jemalang atau roh puyang
yang di panggil. Biasanya dibuat dari daun enau atau daun kelapa. Padi dimasak
dendang (beti). Beti berarti pijaran dari benda panas misalnya api atau letupan
akibat panas. Perlengkapan lain diantaranya kain putih, kain batok, lilin lebah
sialang, bunga mayang pinang dan lain-lain.
Ritual besale merupakan
tradisi asli masyarakat kubu atau masyarakat anak dalam di Sumatera Selatan dan
Jambi. Di Sumatera Selatan terdapat pada masyarakat kubu di Desa Pulai Gading, Medak,
Mangsang, Muara Bahar, Dabuk, Muara Merang, Karang Agung semua di Kecamatan
Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin. Di Jambi seperti masyarakat kubu di
Sungai Bahar, Desa Nyogan-Muaro Jambi, Desa Sengkawang di Kabupaten Batanghari.
Ritual besale untuk
ritual pengobatan dilakukan dengan durasi lama, kadang mencapai semalaman.
Orang yang sakit berat diobati dalam ritual besale ikut menari di belakang pawang.
Ada juga yang didudukkan dibawah balai yang digantung. Di Musi Banyuasin saat
menari ada prosesi mandi mayang dimana ada sapuan sejenis daun tumbuhan. Saat
pawang atau kepala adat menari sambil membaca mantra diiringi tabuhan gendang.
Suara riuh redah antara
teriakan dan jeritan mirip tarian masyarakat primitif masa lalu. Kadang hampir seperti
kesurupan. Dalam ritual besale sekarang (2023) masyarakat kubu sudah maju.
Bahkan mereka sudah menjadi Muslim. Ritual besale antara masyarakat kubu
Sumatera Selatan dan Jambi tidak jauh berbeda. Ritual besale merupakan dokumen
hidup dari budaya asli dari nenek moyang (moneng) masyarakat di Sumatera
Selatan.
Untuk pengobatan penyakit
berat dan ringan dapat dilakukan bersamaan dalam ritual pengobatan penyakit
berat. Pengobatan penyakit yang ringan diselah-selah waktu jeda ritual. Lama
ritual selama empat putaran setelah semua balai diturunkan. Punjung yang di
dalam balai-balai nantinya dibagikan pada orang sekitar. Saat penutupan pasien
kembali dimandikan dengan air keramat (ancak keramat). Seorang deman (cenayang)
akan mengeluarkan arwah puyang dari dalam tubuh pasien atau peserta pendukung
ritual besale tadi.
Demikian sedikit informasi tentang tradisi besale pada masyarakat kubu atau masyarakat anak dalam. Tentu dalam informasi ini tidak begitu lengkap. Saran dan krtitik dibutuhkan dalam memperbaiki tulisan ini.
Oleh: Joni Apero
Editor. Alvin
Aretunang, M. Hum
Daftar Baca:
Jurnal Arkeologi Siddhayatra
Vol. 21 (2) November 2016.
Eddy Ramlan, dkk.
Studi
Budaya Spiritual Masyarakat Kubu di Desa Bukit Lintang, Kecamatan Bayung
Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1996/1997. Foto Dock: Hutanhapan.id
Sy. Apero Fublic
8/10/2023
Yuk Kenali Hidden Gems Astetik di Gelumbang
Pinang Banjar
Salah satu tempat hidden gems astetik yang wajib dikunjungi berada di Desa Pinang Banjar. Destinasi ini sempat viral dikarenakan tempat wisata ini memberikan suasana yang tenang dan nyaman. Pemandangan sungai Pinang Banjar serta pohon-pohon yang asri dan sejuk menjadi daya tarik tersendiri.
Gak cuman itu, pengunjung juga bisa menyewa jasa perahu untuk menyebrang sungai dan singgah di beberapa papan bambu dan terdapat ayunan pohon yang telah disediakan untuk bersantai. Pengunjung juga bisa menyewa tempat duduk, tikar, atau bahkan tenda jika hendak berkemah. Wisata Pinang Banjar ini recommended banget buat kamu yang mau berlibur bersama pasangan, atau berlibur bersama keluarga.
Wisata Kampoeng Malaka
Wisata ini terletak di Desa Kartamulia Gelumbang Muara Enim.
Destinasi ini menyajikan pesona pedesaan yang sejuk serta aliran sungai dan
berbagai macam wisata buatan seperti saung santai dan juga tedapat tempat makan
yang menampilkan pemandangan sungai dan pedesaan. Pengungjung bisa menjelajah
sungai dengan berswafoto.
Itulah dua tempat wisata yang wajib di kunjungi kalau kamu
traveling ke Gelumbang. Tentu akan menjadi kenangan yang indah dan seru, buat kamu
dan teman-teman, keluarga atau orang spesial. Ingat, jaga kebersihan lingkungan
dan jangan buang sampah plastik ke sekitar apalagi ke dalam sungai.
Oleh: Rizki Nurhidayah.
Editor: Arip Muhtiar, S. Hum
Mahasiswi Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.
Fakultas Adab dan Humaniora. Jurusan Ilmu Perpustakaan.
Sy. Apero Fublic