12/09/2022

Mengenal Tempuutn Kisa Mitos dari Masyarakat Dayak

APERO FUBLIC.- Sama seperti daerah lain di Indonesia. Dimana setiap daerah memiliki kearifan lokal asli yang menjadi ciri khas kedaerahan dan kebudayaan setempat. Di Sumatera Selatan ada cerita mitos dengan nama Andai-Andai, di Sumatera Barat ada Tambo, hikayat dan lainnya.

Tempuutn bermakna yang asal usul yang menurunkan semua di alam semesta. Kalau kita pahami asal usul disini adalah penguasa alam atau tuhan yang maha esa. Kalau di Sumatera Selatan istilah di sebut Puyang Segentar Alam.

Tempuutn adalah kisah mitos yang menceritakan kisah dunia dan semua yang ada di dalamnya. Dari waktu dunia belum tercipta sampai adanya dunia dan isinya. Cerita tempuutn mengceritakan bagaimana langit muncul, asal usul bulan, matahari dan bintang-bintang dan lainnya.

Dalam mistisme tempuutn menceritakan tentang mahkluk halus, misalnya asal usul terjadinya roh, yang banyak. Roh penghuni langit dan bumi, roh jahat dan roh yang baik. Kemudian cerita mitos tentang asal usul penciptaan manusia. Ada cerita tempuutn asal permulaan terjadinya hubungan inses yang kemudian melahirkan roh-roh, hewan dan lainnya.

Tempuutn bukan hanya cerita mitos atau sastra lisan biasa, yang mengisahkan cerita asal-usul. Tapi tempuutn juga berfungsi sebagai pemandu ritual adat atau upacar-upacara adat masyarakat. Tata cara melantunkan tempuutn juga memiliki aturan yang kuat, agar kegiatan mereka sah dan bermanfaat.

Banyak ritual yang terlibat perjanjian dengan roh. Upacara ritual biasanya adalah upaya untuk memecahkan masalah-masalah tertentu; misalnya sakit, masa panceklik, kemarau panjang, persengketaan, dan kematian. Ritual menjadi komunikasi dengan roh, sekaligus memberikan persembahan pada roh. Dalam hal ini, saat pengucapan tempuutn harus akurat dan benar. Kemampuan tersebut termasuk kepasihan saat menyebut nama-nama roh dan tokoh-tokoh dalam kisa tersebut.

Dengan demikian tempuutn bukan hanya sastra lisan dan cerita mitos. Tapi merupakan suatu sastra yang komplek digunakan dalam kehidupan sosial masyarakat Dayak Benuanq dan Dayak Tunjung. Sebelum tempuutn dinyanyikan tikar dan ramuan upacara harus disiapkan. Ramuan upacara juga sudah ada di dalam tempuutn dan dipatuhi aturannya. Ramuan terdiri dari kemenyan, piring nasi putih dan nasi ketan. Kemudian akar pohon luak ditaburkan pada kemenyan yang sudah terbakar sehingga menimbulkan asap tebal atau kemenyan dupa.

Asap yang mengepul dan menjujung tinggi akan memanggil roh atau memeberi tahu roh-roh kalau upacara sedang dilaksanakan di bumi. Kemudian butiran beras di asapi dengan asap dupa tersebut. Lalu beras akan disebar di tempat dimana burung roh akan berubah menjadi burung tiung. Burung tiung adalah utusan dari alam bawah menuju alan yang berada di atas. Burung tiung itu menempu perjalanan dengan asap dupa tersebut. Burung tiung dipakai kemungkinan karena burung itu dapat meniru suara manusia.

Burung tiung terbang tinggi menuju pintu langit dan sampai ke perkampungan roh. Sesampai di kampung roh, burung tiung akan menyampaikan tujuan dari ritual upacara yang dilaksanakan di bumi. Dalam proses upacara nama pemimpin roh di kampung roh harus di sebut nama beserta gelarnya sebagai tanda penghormatan. Setelah selesai memanggil nama roh, pembacaan tempuutn siap dimulai.

“Dengarlah kami Nenek Penjaga Tempuutn, Kakek Penjaga Tempuutn, bersama-sama dengan Nancang, Bapak Pembangun (yang mampu membangkitkan diri mereka sendiri), dan Empuratn, Bapak Penjelasan. Kami mohon untuk membuka sebuah bungkusan cerita, melepas tali yang mengikatnya, membuka satu bungkusan dari kulit kayu, membuka wadah bambu dan mengambil satu. Meskipun ada delapan jenis tempuutn, hanya satu jenis yang kini diperlukan. Seperti ikan wayuk yang tinggal di dalam lubuk sungai, seperti ikan tengkara yang mengejar buah, kami akan memilih salah satu yang kami perlukan, yang memenuhi keinginan hati kami, sekuntum bungah yang sesuai dengan tujuan kami, mekarnya kecantikan yang paling tepat. Kami mulai mengisahkan cerita khusus, untuk menjelaskan asal-usul dan alasan sesuatu: menceritakan asal usul buah doyut, asal usul buah payaakng, kisah pohon bambu di gunung dan yang tumbuh di tepi sungai, pohon jelmu yang berbuah lebat dan hasil ladang. Namun agar cerita kami tidak berputar-putar seperti cabang pohon, kami harus merangkum: kami akan menceritakan sebuah kisah pada satu tahun di masa lalu. Ini adalah kisah tentang ……… (cerita sesuai ritual apa).”

Demikianlah sekilas cuplikan awal dari ritual dimana tempuutn akan dinyanyikan atau di bacakan oleh para tetua yang menguasai tata cara ritual. Untuk Anda yang ingin tahu lebih banyak tentang tempuutn dari kebudayaan Dayak Kalimantan. Dapat membaca buku berjudul, Tempuutn: Mitos Dayak Benuaq dan Tunjung. Buku di susun oleh Dalmasius Madrah T, dan Karaakng. Di terbitkan oleh Puspa Swara, Jakarta 1997. Diterbitkan atas kerja sama dengan Yayasan Rio Tinto. Buku setebal 172 halaman.


Disusun oleh: Tim Apero Fublic.
Editor. Joni Apero, S.Hum
Sumber: Dalmasius Madrah T dan Karaakng. Tempuutn: Mitos Dayak Benuaq dan Tunjung. Jakarta: Puspa Swara, 1997 (cetakan pertama).

Sy. Apero Fublic

0 komentar:

Post a Comment